Horja Bius Mangalahat Horbo, Tradisi Sakral Batak Toba yang Terus Dilestarikan di Kabupaten Samosir
Samosir, mediasergap.com - Tradisi Mangalahat Horbo menjadi bagian yang paling unik dan sakral dalam pelaksanaan Horja Bius, sebuah upacara adat warisan leluhur Batak Toba yang sarat makna spiritual dan kebersamaan.
Dalam prosesi Mangalahat Horbo, berlangsung ritual makkarihiri, yakni proses mengikat moncong kerbau dengan jalinan rotan dan ijuk hingga ke bagian kepala yang dilakukan oleh pakkarihiri (pawang yang menjinakkan kerbau). Lengkap mengenakan ulos, pakkarihiri dibantu beberapa orang menarik kerbau menuju borotan (sebatang kayu berhias simbol adat), diiringi alunan Gondang dan Sarune, alat musik khas Batak Toba.
Masyarakat yang hadir tampak larut dalam suasana adat yang sakral. Mereka ikut manortor dan mengikuti alunan musik tradisional sebagai bentuk rasa hormat dan kebersamaan. Kerbau yang telah ditambatkan kemudian dijadikan persembahan adat, sebagai simbol syukur dan permohonan restu kepada Sang Pencipta.
Kegiatan Horja Bius Mangalahat Horbo ini diselenggarakan oleh Lembaga Adat dan Budaya Kabupaten Samosir, yang terdiri dari 61 Bius dan tersebar di 9 Kecamatan di Kabupaten Samosir.
Tradisi ini diharapkan menjadi agenda budaya tahunan yang tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkuat identitas Samosir sebagai titik awal peradaban Batak.
Dalam sambutannya, Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, S.T., menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Horja Bius.
“Horja Bius adalah warisan budaya yang memiliki nilai spiritual, sosial, dan historis yang sangat tinggi. Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya menjaga tradisi leluhur, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan jati diri masyarakat Batak. Pemerintah Kabupaten Samosir berkomitmen menjadikan kegiatan seperti ini sebagai agenda budaya tahunan yang mendukung pariwisata berbasis adat dan kearifan lokal,” ujar Bupati.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir, Tetty Naibaho menegaskan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
“Kegiatan Horja Bius Mangalahat Horbo bukan hanya pertunjukan budaya, tetapi juga refleksi dari nilai-nilai luhur yang harus kita wariskan kepada generasi muda. Dengan menjaga orisinalitas dan keunikan tradisi Batak, kita memperkuat posisi Samosir sebagai pusat budaya dan destinasi wisata unggulan di Kawasan Danau Toba,” ungkapnya.
Dengan pelaksanaan Horja Bius Mangalahat Horbo, Kabupaten Samosir kembali menegaskan komitmennya dalam melestarikan adat, tradisi, dan kearifan lokal Batak Toba, sekaligus memperkuat daya tarik wisata budaya di Sumatera Utara. (Ds)
No comments:
Post a Comment