mediasergap.com | PEKANBARU - Polda Riau bersama Bea Cukai dan Kemenkumham Provinsi Riau berhasil gagalkan peredaran narkotika dari jaringan Malaysia di wilayah Riau dengan barang bukti 117 kilogram sabu dan 1000 butir ekstasi berhasil diamankan.
“Kita ungkap peredaran narkoba yang dilakukan oleh 7 jaringan narkoba yang beraksi di wilayah Riau,” kata Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, didampingi Kakanwil Kemenkumham Riau, Pujo Harinto dan Kepala DJBC Riau, Agus Yulianto, Tokoh masyarakat Fachri Yasin Jumat (17/09/21), di Mapolda Riau.
Pengungkapan pertama yang dilakukan pada Rabu (18/8/2021), berhasil menggulung kelompok jaringan Malaysia - Bengkalis dan Pekanbaru. Dari jaringan ini diamankan barang bukti 3 kilogram sabu dan 1000 butir ekstasi, ditangkap di Pekanbaru.
“Kita grebek di pangkalan Travel yang akan dikirim ke wilayah Lampung, ini dikendalikan oleh saudara AH yang kita tangkap di Ciamis, dia mengendalikan narkoba masuk dan didistribusikan melalui tersangka NS yang kita tangkap di Pekanbaru. Jaringan Malaysia yang mengendalikan ini, melalui kurir yang dikendalikan oleh seseorang dari Malaysia, nanti diterima oleh AH dan hasilnya akan diserahkan kepada pelaku yang di Malaysia,” terang Agung.
Tangkapan kedua pada Kamis (26/08/21), 2 kilogram sabu yang rencananya akan dikirim ke Jambi merupakan barang yang berasal dari Malaysia.
“Penangkapan kedua kita tangkap tersangka berinisial ES dan barang bukti 2 kilogram sabu. Dia bekerjasama dengan HT yang akan membawa sabu ini ke Jambi, namun berhasil kita sergap saat di Pekanbaru. Jaringan ini dikendalikan oleh LP yang ada di Malaysia,” lanjutnya.
Kemudian penangkapan ketiga dilakukan oleh jajaran Polda Riau pada Minggu (29/08/21), yang berhasil membongkar paket Cargo yang membawa sabu seberat 4 kilogram, dikemas dalam kemasan roti kaleng. Cara penyimpanan narkoba dalam kaleng roti digunakan para bandar untuk mengelabui aparat penegak hukum agar pengiriman sabu itu berhasil dikirim kepada pembeli.
“Penangkapan pelaku berkat kerjasama yang baik dengan penyelenggara cargo, sehingga kita bisa menggagalkan 4 kilogram sabu yang ditaruh dalam kaleng roti. Jadi ini seakan-akan adalah paket roti. Ini juga dikendalikan dari Malaysia, melalui becak laut dengan tersangka RP kita tangkap di Pekanbaru, dan kita kembangkan bahwa tersangka sudah dua kali mengirim sabu dengan cara ini. Tersangka RP kita tangkap atas kerjasama dengan lapas yang ada di Lampung Selatan, kita tangkap tersangka yang berinisial RD, ini rencananya didistribusikan di Lampung,” tandas Agung.
Lalu ada tangkapan ke 4 dalam sebulan terakhir, yang dilakukan oleh Polresta Pekanbaru. Dimana para pengedar narkoba menggunakan kamar kos-kosan yang ada di Pekanbaru, untuk mengelabui aparat penegak hukum.
“Para tersangka memanfaatkan kamar kos-kosan, mereka menyewa tempat kos lalu menyiapkan barang disitu, namun berhasil kita tangkap, ada sebanyak 13 kilogram sabu, di kos-kosan ini sudah dua kali dilakukan transaksi narkoba,” ungkap Agung.
Lebih lanjut Jendral berbintang dua itu memaparkan, tangkapan ke 5 dilakukan oleh Polda Riau bersama Polres Bengkalis, di wilayah Rupat, pada Selasa (07/09/21).
Narkoba yang berasal dari Malaysia dengan berat 46 kilogram itu, dikirim dari Malaysia melalui Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis dan akan dikirim ke Medan melalui Dumai dan Pekanbaru.
“46 kg sabu ini dikendalikan oleh YN, JN dan DN yang beralamat di Sumatera Utara, yang akan dibawa ke Medan dengan menggunakan motor. Kita tangkap mereka di Dumai, kemudian dikembangkan, dari pengembangan tersebut kita tangkap tersangka BM yang beralamat di lintas Riau-Jambi, Siberida Inhu. Disana ada gudang tempat barang-barang yang ditampung lalu didistribusikan. Di gudang ini sudah 2 kali dilakukan distribusi sabu, sebelumnya 50 kg sabu, lalu kali ini kita tangkap 46 kilogram,” jelas Agung.
Tangkapan ke enam dilakukan Polda Riau bersama Bea Cukai dan Satpolairud. Sedikitnya ada 40 kilogram sabu yang berhasil diamankan dari 3 orang tersangka.
“Penangkapan berawal dari patroli bea cukai dan Polair yang dilakukan di pantai sekitar Dumai, yang kemudian mencurigai ada kapal yang diikuti lalu hilang. Hingga akhirnya menemukan 3 tersangka ini sedang menaruh 40 kilogram sabu dari kapal itu, dan dibawa menggunakan sepeda motor dan ditaruh di RSU Dumai, begitu sabu diturunkan langsung kita tangkap dengan baranh bukti yang diamankan 40 kilogram sabu di belakang RSUD Dumai,” ungkap Agung.
Terakhir tangkapan yang ke-7 juga dilakukan bersama Bea Cukai di wilayah Bengkalis, pada Senin (13/09/21). Ada 3 orang tersangka ditangkap dan barang bukti 9 kilogram sabu.
“Kita temukan para pelaku RP, WH dan RB. Kita lakukan pembuntutan barang masuk dari Malaysia ke Bengkalis, Pekanbaru dan akan dibawa ke Jambi. Kita ketahui kerja bandar adalah dengan memutus jaringan. Yang perlu saya tekankan bahwa beberapa waktu lalu, pengiriman dari Malaysia selalu partai besar. Artinya ada perubahan operasi dari partai besar ke eceran dan kami akan rapatkan barisan dengan cara berkolaborasi,” papar Agung.
Agung menegaskan bahwa penangkapan yang dilakukan merupakan penangkapan terhadap jaringan bukan sekedar pemakai
“Atas kerjasama semua pihak menjadi kunci dalam pemberantasan narkoba,” tegas Agung.
Kakanwil Kemenkumham Riau Pujo Harinto menyatakan kesiapannya dalam mendukung dan bekerjasama memberantas narkoba.
“Ini sudah dibuktikan dengan block khusus bagi pengedar narkoba, kami bekerja sama dan semaksimal mungkindalam penanganan narkoba dari dalam,” ungkapnya.
Sementara itu Kakanwil Bea Cukai Agus Yulianto menyatakan soliditasnya steakholder dan penegak hukum pada tujuan sama dalam penanganan narkoba
“Pengendali narkoba juga dilakukan dari dalam dan ini merupakan salah satu momen yang bagus agar penegak hukum tidak bermain dalam pemberantasan narkoba, saya sependapat untuk bekerjasama memberantas narkoba,” ujarnya.(Yos/red)
No comments:
Post a Comment