Kementerian Desa PDT dan BP2MI Luncurkan Program Desa Migran Emas di NTB
Mataram, mediasergap.com - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, (Kemendes PDT) bersama Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) meluncurkan program Desa Migran Emas di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (11/09/2025). Peluncuran ini sekaligus diiringi dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktur Jenderal Pemberdayaan KP2MI dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Daerah Tertinggal.
Program Desa Migran Emas diinisiasi untuk memperkuat tata kelola penempatan serta pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), khususnya yang berasal dari desa. Dengan konsep Edukasi, Maju, Aman, dan Sejahtera (EMAS), program ini diharapkan menjadi solusi pencegahan penempatan PMI secara non-prosedural sekaligus memberdayakan PMI beserta keluarganya dari hulu hingga hilir.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Daerah Tertinggal menegaskan bahwa program ini selaras dengan Asta Cita ke-6 Presiden Republik Indonesia, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi serta pemberantasan kemiskinan.
"Mayoritas Pekerja Migran Indonesia berasal dari desa. Desa bukan hanya tempat awal keberangkatan, tetapi juga tempat keluarga menanti dan tempat mereka kembali. Oleh karena itu, desa memiliki peran sentral sebagai institusi pelindung sekaligus pemberdaya," ujarnya.
Melalui sinergi lintas kementerian dan lembaga, Kemendes PDT berkomitmen menjadikan desa sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan, bukan hanya sebagai pengirim tenaga kerja. Desa juga didorong menjadi pengelola hasil remitansi secara produktif melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan usaha lokal, seperti pertanian, peternakan, serta usaha mikro.
Salah satu rangkaian program Desa Migran Emas adalah penyelenggaraan Lomba Desa Terbaik dalam Pelindungan PMI yang merupakan bagian dari Festival Bangun Desa, Bangun Indonesia. Lomba ini tidak sekadar ajang penghargaan, tetapi juga wadah pembelajaran, inovasi, dan replikasi praktik baik dalam pelindungan serta pemberdayaan PMI berbasis desa.
Melalui kegiatan ini, desa-desa diharapkan mampu mengembangkan sistem migrasi yang aman, prosedural, dan produktif, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi keluarga PMI dan purna migran.
"Berangkat migran, pulang juragan," ungkap Kepala Badan, menekankan bahwa para PMI yang kembali diharapkan membawa pengalaman dan keterampilan baru untuk menggerakkan kemajuan desanya.
Peluncuran Desa Migran Emas juga menjadi langkah nyata dalam pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Melalui penguatan edukasi dan literasi migrasi, masyarakat desa dibekali pengetahuan tentang prosedur migrasi yang aman dan manusiawi.
"Kami percaya, jika desa-desa mampu menjadi pusat literasi migrasi, maka para pekerja migran tidak hanya sukses secara ekonomi, tetapi juga menjadi agen perubahan saat mereka kembali," tegasnya.
Keberhasilan program Desa Migran Emas memerlukan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat, Daerah, Aparatur Desa, Organisasi Masyarakat, Lembaga Pelatihan, dan Pihak Swasta. Sinergi ini menjadi kunci terciptanya ekosistem migrasi yang aman, bermartabat, dan berkelanjutan.
Dalam penutupannya, Kepala Badan menyampaikan harapan agar program ini menjadi gerakan kolektif yang membawa dampak positif bagi masyarakat Desa dan Negara.
"Bangun Desa, Bangun Indonesia. Desa Terdepan untuk Indonesia," pungkasnya. (Tim)
No comments:
Post a Comment